Selasa, 25 Desember 2012 - 1 komentar

“SA TI A NO (Sebuah Nama Sebuah Doa)”


Pernah dengar kata SATIANO….
Yaup betul ini nama belakang ku. Aku pun tak tahu dulu apa arti nama belakang ku ini. Butuh waktu yang lama untuk ku ketahui arti nama belakang ku. Hampir 20  tahun aku menanti apa sebernarnya yang tersimpan di nama belakang ku ini. Terkadang gampang untuk menyebutkan SA TI A NO. tapi biar anda tau, kalau nama SA TI A NO ini sangat sulit menulisnya dan mengejaannya pun agak payah. logatnya ke barat-baratan (hehehhe sori sok narsis).
Ku ceritakan dulu betapa sulitnya menyebutkan kata SA TI A NO. berawal dari Sekolah dasar (SD) dari guru kelas 1 sampai kelas 6 untuk menyebutkan A NO aja mudah mudah sulit, para guru membilangnya SA TI O NO. tuewwwww…..kacau lah namanya berubah. gara-gara huruf sebiji bisa rusak susu sebakul hahahha. Di Kira para ibu bapak guru aku seorang suku jawa (keturunan keraton yang berdarah biru ) yang kebanyakan nama akhirnnya O NO, seperti kawan ku haryONO,sulistiONO dan masih ada yang lainnya. Sepintas hampir sama dengan penulisan nama seorang pemain bola dari Negara jepang sana seperti sinji ONO. Cuma yang berbeda adalah ejaanya. Oke lanjut….
Pada waktu akan mengakhiri masa SD seorang guru bolak balik menanyakan hal tentang nama belakang ku. “SA TI O NO apa SA TI A NO , budi...???”katanya kepada ku. Langsung ku jawab dengan nada tegas “SATIANO buk”!  begitupun pada saat penulisan ijazah SD, kembali ditanyakan kepadaku. Orang tua ku selalu mengatakan, nama harus sesuai dengan akte kelahiran. Jadi ketika akan ada penulisan ijazah aku harus bertanya apakah nama ku sudah benar.
Lanjut ke jenjang berikutnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) kemudian berubah menjadi Sekolah  Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
Begini ceritanya….
Nama awal boleh Indonesia,tapi kalo nama belakang eropa punya hahahhahahah.
Di kelas 1 aku masih sendiri alias nama depan ku Cuma masih aku saja. Wali kelas ku seorang guru laki-laki, dia mungkin sulit untuk mengakatakan atau menulis SA TI A NO. Terbukti, pada saat pembagian rapor sekolah kulihat di atas tertulis  “ NAMA SISWA : BUDI SATIONO”. Dulu aku masih memakai sistem CaWu (catur wulan) jadi selama tiga masa pada saat kelas 1 nama ku terpampang “ BUDI SATIONO”. Agak sedikit protes memamang dalam hati, tapi biar lah masih dirapor kok, santai aja dulu. Ada satu hal yang baru dan membuat itu menjadi kebanggaan bagiku. Seorang guru fisika setiap memanggil ku dengan sebutan yang baru menurutku yang jarang sekali ku dengar, bapak itu memanggil ku dengan sebutan “SA TI A NO” dengan sangat fasih atau ia terinspirasi dari kebanyankan fisikiawan hahahah. menjadi kebanggaan tersendiri bagiku. Mungkin bapak itu gak asing lagi dengan sebutan sebutan gaya-gaya eropa seperti nama-nama fisikawan, jadi penemu penemu dengan nama eropanya tidak sulit baginya untuk menyebutkan namaku.

Lanjut ke kelas berikutnya, yaitu kelas 2
Teman teman yang tidak satu kampung dengan ku mungkin jarang memanggil ku dengan nama “BUDI”. Hanya teman-teman ku yang didlingkungan rumah saja yang memanggilku dengan nama depan, sedangkan yang lainnya memanggilku dengan sebutuan “SA TI A NO”…..ngerasa gimana gitu. Lidah mereka sudah mulai terbiasa dan saban hari panggilanku tetap nama belakang ku. Ini mungkin gara-gara bapak guru fisika yang memulai nya..hehehhehe makasih pak …..
Di kelas 3 ,
Dikelas  tiga ini sungguh luar biasa menurutku. Ada yang berhimpit…
Di absen kelas tertera tiga nama “BUDI” disitu.
-BUDI ARIANTO
-BUDI ALTRIKA CANDRA
-BUDI SATIANO
Kalau ini gol pasti  sudah dibilang hatrick, kalau di kuis-kuis sudah dapat gelas atau piring cantik. 
memang sih nama pasaran, tapi merakyat dan indonesia banget hahahahah.
Untuk menghindari perselisahan dan pertempuran serta fitnah,  maka sesuai kesepakatan yang tidak dirapatkan terlebih dahulu atau bahkan mungkin sudah inisiatif sendiri dari teman-teman atau guru-guru maka nama panggilan yang disematkan kepada ketiga murid di atas di panggil dengan nama belakangnya. Begitulah sampai aku menyelsaikan studi lanjut tingkat pertama.

Jenjang SMA masih juga ada yang sulit untuk menulis dan menyebutkan nama belakang ku. Biar tidak salah menulisnya kadang guru-guru memperpendeknya  dengan menulis nama depan dan inisial“ BUDI. S”. Mungkin terinspirasi dengan artis dangdut “MANSUR. S”. Kalau aku membacanya juga agak sedikit janggal, tapi ya sudahlah dari pada salah lebih baik begitu.  Berlanjut ke kampus. Masih saja sulit untuk menulis dan menyebutkan nya. Waktu itu ada yang menulis namaku jauh panggang dari api, ditulisnya “BUDI SATONO, terus BUDI SAMONO”,kacau kali waktu membacanya. ada juga yang menulisnya “BUDI SATINO” kadang pas baca ketawa geli aja ckkkckkcc.. Ada juga sebagian dosen yang salah membacanya masih tetap dengan sebutuan  “BUDI SATIONO”, jika gak diprotes pasti gagal nilai ujiannya besok terpasa angguk angguk dengan mansi.  Kadang dengan nada gurau kukatakan sama kawan kawan “Ko Potongkan Lembu Lah Baru Ko Ganti Nama”. Diluar pun seperti itu,ketika sudah kusebut dengan jelas dan lengkap nama ku masih saja salah. Itu lah sekelumit cerita tentang sulitnya menyebutkan dan menulis  “SA TI A NO”. sudah banyak kekeliruan yang terjadi mulai dari penulisan nama di kartu identitas, sertifikat, sampai pada penulisan di bordir baju. kalo untuk penyebutan gak usah ditanya lagi sebagitu sulitnya untuk menyebutkan "SATIANO". kalo salah memanggilnya salah juga ntar doa nya ahahha.

Beranjak lagi kita menuju arti dari nama belakang ku. Aku seorang putra minang sejati di darahku mengalir darah minang, karena kedua orang tua ku asli dari sumatera barat. Walaupun aku dilahirkan tidak di SumBar, dan dibesarkan juga bukan disana tapi aku tetap INDONESIA hahahahha.  Aku juga sempat melakukan penelitian nama-nama anak  yang orang tuanya asli minang. Ternyata hampir benar penelitianku, bahwa nama nama yang disematkan kepada anak-anaknya. Nama-namanya kebanyakan diluar dari nama-nama orang-orang asia. Kebanyak mengambil nama berbau eropa atau latin hhahahha. Dikeluargaku nama-nama yang hanya berbau asia hanya adiku yang paling kecil, lainnya aku, adikku dan abang-abangku kalo menurutku namanya mengarah kesana. Ini cuma kesimpulanku hehehhehe. Tapi kalau anda kurang yakin coba anda tanyakan setiap anda bersua dengan nama-nama seperti itu.
Setelah hampir 20 tahunan aku menunggu, apa sebenarnya arti dari nama belakang ku. Kalau nama depan sih sudah pasti semua tau.
Ada seorang bertanya kepada orang tua ku mengapa nama belakang ku “SA TI A NO”. langsung dijawab oleh orang tua ku.
Artinyo “SA TI A NO“ tu manuruik baso minang “SAN TIANG NYO”…….dalam hati ku… ia juga ya. Hahahhahahahah. Kalau diterjemahin ke Indonesia : pintar, pandai jago kali lah pokoknya yang berhubungan dengan itu heehehehhe. Setelah menunggu cukup lama baru aku mengerti arti nama belakangku. Entah itu hanya reflek atau bukan tetapi aku yakin nama pemberian orang tua itu mempunyai makna yang baik. Karena nama adalah doa. Bagai mana pun aku tetap bangga memakai nama “ BUDI SATIANO"

 

ini penulisan yang kesekian kalinya salah hahahahha seharusnya "BUDI SATIANO"